Jumat, 24 April 2015

TEORI FUNGSIONAL AGAMA

TEORI FUNGSIONAL AGAMA







Oleh :
FPISH 2012



INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
JURUSAN SEJARAH DAN SOSIOLOGI
MALANG-2014





BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena kehidupan beragama yang terjadi dalam masyarakat sering kali memunculkan berbagai pertanyaan, Beberapa pertanyaan tersebut diatas melahirkan berbagai usaha manusia untuk mengeahui jawabannya. Jawabannya pun bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang yang mereka gunakan. Bagi seorang sosiolog, pertanyaan tadi akan dijawabnya berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang masyarakat beragama yang tidak hanya didasarkan pada logika rasional, tetapi juga pada logika empiris. Dan dari berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebut, memunculkan berbagai asumsi dari berbagai tokoh sosiolog tersebut.
Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas sesuai dengan mata kuliah yang sedang dipelajari, diperlukan pemahaman mengenai fungsi sosiologi dari berbagai asumsi para tokoh sosiolog yang akan didiskusikan lebih lanjut dalam pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional E. Durkheim tentang agama!
2. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Berger tentang agama!
3. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Luckmann tentang agama!
4. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Thomas O’Dea tentang agama!
5. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Karl Marx dan Engels tentang agama!
6. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Freud tentang agama!
7. Jelaskan beberapa asumsi pandangan Islam tentang agama
8. Jelaskan beberapa titik kelemahan teori fungsional para sosiolog dalam memahami
tentang agama!

C. Tujuan
Dengan memahami fungsi agama (fungsional agama)  mahasiswa mampu memahami fenomena kehidupan beragama yang terjadi dalam masyarakat dan membantu memecahkan problem yang terjadi diantara umat beragama.





























BAB II
PEMBAHASAN

A.    TEORI FUNGSIONAL MENGENAI AGAMA
Fungsi agama( fungsional agama) yang tidak hanya didasarkan pada logika rasional, tetapi juga pada logika empiris( menurut para sosiolog), fungsi agama dalam masyarakat meliputi tiga aspek yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem, dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan itu timbul sebab sejak dulu sampai saat ini, agama itu masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi. Beberapa tokoh memaparkan asumsi teori-teori fungsi (fungsional) agama yang berbeda-beda. Berikut ini asumsi tokoh-tokoh tersebut.

1.      Asumsi teori fungsional E. Durkheim
Agama merupakan lambang collective representation dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama.Orang yang terlibat dalam upacara keagamaan maka kesadaran mereka tentang collective consciouness semakin bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan suasana keagamaaan dibawa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun collective consciouness tersebut semakin lemah kembali..
( Sumber : Notebook Sosiologi Agama, November 2012 )

2.      Asumsi teori fungsional Berger
Bahwa setiap system makna tergantung pada struktur rasionalitasnya, namun pandangan ini tidak boleh dianggap sama dengan agama merupakan selalu epifonomen. Menurut  Berger fungsi agama untuk memperkuat dan menimbulkan solidaritas social justeru secara fundamental, artinya agama merupakan salah satu benteng pertahanan untuk menghadapi anomie ( kericuhan ) sepanjang sejarah manusia.
( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 98, 99 )

3.      Asumsi teori fungsional Luckmann
Dalam rangka mempertahankan kesadaran dasar mengenai konsep agama, memerlukan transendensi biologic dengan organisme manusia sebagai gejala keagamaan, gejala ini tergantung pada hubungan fungsional antara jiwa dan masyarakat, dan bisa dianggap proses social yang menjurus kepada penbentukan jiwa secara fundamental  bersifat keagamaan merupakan antropologik agama. Agama dalam masyarakat yang statis ( dapat dilihat ) akan selalu berfungsi sebagai suatu ikatan social, akan tetapi jika masyarakat tersebut mengalami perubahan secara cepat, maka akan semakin banyak ubahan dalam fungsi agama.
( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 102, 103 )

4.      Asumsi teori fungsional Thomas O’Dea
Agama berkaitan dengan penyesuaian dan identitas perorangan dan berkaitan dengan pengendalian social dengan sakralisasi norma –norma social serta mengkhususkan fungsi profetik yang bersifat positif. Agama juga meritualisasikan optimisme bila terlalu kuat menghambat terjadinya proses terhadap ketidakadilan dan penderitaan – penderitaan yang semestinya tidak perlu terjadi. Dan agama yang melakukan sakralisasi terhadap norma social bisa menghalangi penyesuaian terhadap berbagai aturan dengan lingkungan dan situaasi yang baru.
( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 104, 105 )

5.      Asumsi teori fungsional Karl Marx dan Engels
Karl Marx dan Engels berasumsi bahwasannya agama merupakan tatanan social dan system klasifikasi social yang mereka kuasai merupakan pemberian tuhan dan bukan ciptaan manusia. Agama hanyalah sebagai pemisah klasifikasi social.( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 109 )

6.      Asumsi teori fungsional Freud
Agama merupakan fantasi oedipal yang agama berfungsi sebagai landasan kepercayaan terhadap adanya Tuhan yang menuntut penyembahan dan kepatuhan serta penjatuhan hukuman atas perbuatan dosa.
( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 118 )

7.      Asumsi pandangan Islam
Islam berasumsi bahwasannya agama merupakan misi kedamaian yang di peruntukkan semua makhluk hidup di jagat raya dengan menanamkan satu faham yang dikenal dengan tauhid, yaitu faham yang mempercayai akan adanya 1 Tuhan yang menjadi sumber dari segala unsure kehidupan. Islam merupakan agama yang pada dasarnya mentransformasikan, tidak menciptakan, komunitas tertentu.Ia senantiasa mempertahankan tujuan teokratik yakni bahwa batas – batas kepercayaan keagamaan dan komunitas politik harus berjalan bersama.
( Sumber : Notebook Sosiologi Agama, November 2012  dan, Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 49 )

Itulah asumsi teori fungsional dari beberapa tokoh sosiolog. Dari beberapa asumsi tersebut ada beberapa kelemahan yang terlihat.
·         Kelemahan yang ditunjukkan dalam teori agama Durkheim yakni pemikirannya yang tidak kenal kompromi tentang besarnya peran jiwa kelompok yang membentuk individu-individu anggota masyarakat yang  dianggap berat sebelah.
·         Teori Freud kelemahan yang ditunjukkan bukan dari generalitasnya, melainkan metode yang digunakannya, dimana berbagai penemuan mengenai beberapa orang dalam jumlah terbatas pada suatu masyarakat dirampakkan menjadi pernyataan – pernyataan yang berlaku umum terhadap perkembangan kepribadian manusia secara menyeluruh.( Sumber : Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 121 )









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsional agama adalah  Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok, Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia., Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah, Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan, Pedoman perasaan keyakinan, Pedoman keberadaan, Pengungkapan estetika (keindahan), Pedoman rekreasi dan hiburan, Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Yang dari semua pernyataan tersebut tidak terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu banyak kekurangan disana sini, hal itu tidak lain dikarenakan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari bapak dosen pengampuh dan teman-teman sangat diharapkan pemakalah untuk menghindari kesalahan dalam memahami suatu keilmuan.













DAFTAR PUSTAKA

1.      Notebook Sosiologi Agama, November 2012
2.      Kajian Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995
3.      Kahmad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar