TEORI
FUNGSIONAL AGAMA
Oleh :
FPISH 2012
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
JURUSAN SEJARAH DAN SOSIOLOGI
MALANG-2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena kehidupan beragama yang
terjadi dalam masyarakat sering kali memunculkan berbagai pertanyaan, Beberapa
pertanyaan tersebut diatas melahirkan berbagai usaha manusia untuk mengeahui
jawabannya. Jawabannya pun bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang yang
mereka gunakan. Bagi seorang sosiolog, pertanyaan tadi akan dijawabnya
berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang masyarakat beragama yang tidak hanya didasarkan pada logika rasional,
tetapi juga pada logika empiris. Dan dari berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebut,
memunculkan berbagai asumsi dari berbagai tokoh sosiolog tersebut.
Maka untuk
menjawab pertanyaan tersebut diatas sesuai dengan mata kuliah yang sedang
dipelajari, diperlukan pemahaman mengenai fungsi sosiologi dari berbagai asumsi
para tokoh sosiolog yang akan didiskusikan lebih lanjut dalam pembahasan
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan
beberapa asumsi teori fungsional E. Durkheim tentang agama!
2. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Berger
tentang agama!
3. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Luckmann
tentang agama!
4. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Thomas O’Dea tentang agama!
5. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Karl Marx dan Engels tentang agama!
6. Jelaskan beberapa asumsi teori fungsional Freud tentang agama!
7. Jelaskan beberapa asumsi pandangan Islam tentang agama
8. Jelaskan beberapa titik kelemahan teori fungsional para sosiolog dalam memahami
tentang agama!
C. Tujuan
Dengan memahami fungsi agama (fungsional agama) mahasiswa mampu memahami fenomena kehidupan
beragama yang terjadi dalam masyarakat dan membantu memecahkan problem yang
terjadi diantara umat beragama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI
FUNGSIONAL MENGENAI AGAMA
Fungsi
agama( fungsional agama) yang
tidak hanya didasarkan pada logika rasional, tetapi juga pada logika empiris( menurut para sosiolog), fungsi
agama dalam masyarakat meliputi tiga
aspek yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut
merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam
perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama
dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu
sistem, dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi
melakukan fungsinya. Pertanyaan itu timbul sebab sejak dulu sampai saat ini,
agama itu masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi. Beberapa tokoh memaparkan asumsi teori-teori fungsi (fungsional) agama
yang berbeda-beda. Berikut ini asumsi tokoh-tokoh tersebut.
1. Asumsi
teori fungsional E. Durkheim
Agama merupakan lambang collective
representation dalam bentuknya yang ideal, agama adalah sarana untuk memperkuat
kesadaran kolektif seperti ritus-ritus agama.Orang yang terlibat dalam upacara
keagamaan maka kesadaran mereka tentang collective consciouness semakin
bertambah kuat. Sesudah upacara keagamaan suasana keagamaaan dibawa dalam
kehidupan sehari-hari, kemudian lambat laun collective consciouness tersebut
semakin lemah kembali..
( Sumber : Notebook Sosiologi Agama, November
2012 )
2. Asumsi
teori fungsional Berger
Bahwa setiap system
makna tergantung pada struktur rasionalitasnya, namun pandangan ini tidak boleh
dianggap sama dengan agama merupakan selalu epifonomen. Menurut Berger fungsi agama untuk memperkuat dan
menimbulkan solidaritas social justeru secara fundamental, artinya agama
merupakan salah satu benteng pertahanan untuk menghadapi anomie ( kericuhan )
sepanjang sejarah manusia.
( Sumber : Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 98, 99 )
3.
Asumsi
teori fungsional Luckmann
Dalam rangka
mempertahankan kesadaran dasar mengenai konsep agama, memerlukan transendensi
biologic dengan organisme manusia sebagai gejala keagamaan, gejala ini
tergantung pada hubungan fungsional antara jiwa dan masyarakat, dan bisa
dianggap proses social yang menjurus kepada penbentukan jiwa secara
fundamental bersifat keagamaan merupakan
antropologik agama. Agama dalam masyarakat yang statis ( dapat dilihat ) akan
selalu berfungsi sebagai suatu ikatan social, akan tetapi jika masyarakat
tersebut mengalami perubahan secara cepat, maka akan semakin banyak ubahan
dalam fungsi agama.
( Sumber : Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 102, 103 )
4.
Asumsi
teori fungsional Thomas O’Dea
Agama berkaitan dengan
penyesuaian dan identitas perorangan dan berkaitan dengan pengendalian social
dengan sakralisasi norma –norma social serta mengkhususkan fungsi profetik yang
bersifat positif. Agama juga meritualisasikan optimisme bila terlalu kuat
menghambat terjadinya proses terhadap ketidakadilan dan penderitaan –
penderitaan yang semestinya tidak perlu terjadi. Dan agama yang melakukan
sakralisasi terhadap norma social bisa menghalangi penyesuaian terhadap
berbagai aturan dengan lingkungan dan situaasi yang baru.
( Sumber : Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 104, 105 )
5.
Asumsi
teori fungsional Karl Marx dan Engels
Karl Marx dan Engels
berasumsi bahwasannya agama merupakan tatanan social dan system klasifikasi
social yang mereka kuasai merupakan pemberian tuhan dan bukan ciptaan manusia.
Agama hanyalah sebagai pemisah klasifikasi social.( Sumber : Kajian Sosiologi
Agama. Scharf R Betty. 1995 : 109 )
6.
Asumsi
teori fungsional Freud
Agama merupakan fantasi
oedipal yang agama berfungsi sebagai landasan kepercayaan terhadap adanya Tuhan
yang menuntut penyembahan dan kepatuhan serta penjatuhan hukuman atas perbuatan
dosa.
( Sumber : Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 118 )
7.
Asumsi
pandangan Islam
Islam berasumsi
bahwasannya agama merupakan misi kedamaian yang di peruntukkan semua makhluk
hidup di jagat raya dengan menanamkan satu faham yang dikenal dengan tauhid,
yaitu faham yang mempercayai akan adanya 1 Tuhan yang menjadi sumber dari
segala unsure kehidupan. Islam merupakan agama yang pada dasarnya
mentransformasikan, tidak menciptakan, komunitas tertentu.Ia senantiasa
mempertahankan tujuan teokratik yakni bahwa batas – batas kepercayaan keagamaan
dan komunitas politik harus berjalan bersama.
( Sumber : Notebook Sosiologi Agama, November 2012 dan, Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 49 )
Itulah asumsi teori fungsional dari beberapa tokoh
sosiolog. Dari beberapa asumsi tersebut ada beberapa kelemahan yang terlihat.
·
Kelemahan yang ditunjukkan
dalam teori agama Durkheim yakni pemikirannya yang tidak kenal kompromi tentang
besarnya peran jiwa kelompok yang membentuk individu-individu anggota
masyarakat yang dianggap berat sebelah.
·
Teori Freud kelemahan yang
ditunjukkan bukan dari generalitasnya, melainkan metode yang digunakannya,
dimana berbagai penemuan mengenai beberapa orang dalam jumlah terbatas pada
suatu masyarakat dirampakkan menjadi pernyataan – pernyataan yang berlaku umum
terhadap perkembangan kepribadian manusia secara menyeluruh.( Sumber : Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995 : 121 )
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa fungsional agama adalah Sumber pedoman hidup bagi
individu maupun kelompok, Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan manusia., Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah,
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan, Pedoman perasaan keyakinan, Pedoman
keberadaan, Pengungkapan estetika (keindahan), Pedoman rekreasi dan hiburan,
Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Yang dari
semua pernyataan tersebut tidak terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada.
B. Saran
Dalam
penulisan makalah ini tentu banyak kekurangan disana sini, hal itu tidak lain
dikarenakan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
bapak dosen pengampuh dan teman-teman sangat diharapkan pemakalah untuk
menghindari kesalahan dalam memahami suatu keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Notebook Sosiologi Agama,
November 2012
2.
Kajian
Sosiologi Agama. Scharf R Betty. 1995
3.
Kahmad, Dadang.
2000. Sosiologi Agama. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar